Tak
terasa lagkahku kini semakin jauh
Seakan
baru terbangun dari tudur
jiwa
ini menjerit dengan penuh tanya
Mengapa,
bagaimana? aku bisa sampai disini
Krikil
hingga cadas pun seakan tlah kulalui
Yang
dulu ku tak yakin dapat menerjangnya
Bak
aliran sungai yang tetap setia biarkan dirinya mengalir
selalu
setia mengikuti paritnya
Detik
demi detik kujalani dengan penuh ketidak mengertian
Yah..
semua berawal dari kesempitan pikir dan kependekan langkah ku
Terbayang
diriku yang dulu
lahir
dari keluarga yang kaya akan hati dan kesederhanaan
Tapi
aku teduh disana
Aku
tenang disana
Dirindangnya
pohon keharmonisan dengan ketaatan agama
Ku
panjatkan doa padaMu
Kau
guyuriku dengan nikmatMu
Kupanjatkan
doa padaMu..
Kau
hujaniku kasihsayangMu
Ku
panjatkan doa padaMu
Kau
bentangkan padaku petunjukMu
Sedang
kutak minta apapun padaMu
Tak
hentinya Kau kejutkan ku dengan rahmatMu
Wahai
sang penguasa waktu
Aku
tak peduli Engaku kan marah
Aku
tak peduli Engkau tak memandangku
Biarkan
Kau sebut aku kacang lupa akan kulitnya
Ataukah
ayam lupa kan kandangnya
Terimalah
syukur ini…
18/06/12
Malang
In my room ABA Dorm.
0 comments:
Posting Komentar