Menginjak semester tiga. Senang,
sedikit lega dan semakin bersemangat. Itu lah yang kurasakan setelah KHS
semester dua telah ditangan. Waktu berputar begitu cepat. Rasa-rasanya baru
kemarin aku dipanggil maba, dan sekarang aku sudah menginjak semester tiga,
yang artinya aku akan memiliki adik tingkat yang akan menggantikan julukan maba
tersebut. Selain itu perasaan takut pun ikut menghampiri. Ibarat peribahasa
semakin pohon itu tumbuh besar semakin kencang angin yang menerpa. Aku sadar
ini adalah tahap paling awal dalam ku melangkah, dan masih banyak tahap-tahap
menantang yang sudah menanti didepan sana. Dan kali ini aku harus menentukan
program dimana aku harus lebih baik dari sebelumnya.
Sedikit Kecewa, ya.. brangkali
inilah yang menggambarkan perasaan ku. Hari ini adalah hari dimana aku ingin
sekali menentukan langkahku sesuai dengan yang telah ku rencanakan sebelumnya.
Program kuliah dimana aku harus menentukan sendiri kelas, dosen, serta mata
kuliah yang akan kuambil. Memang, ini adalah kali pertamaku menentukan program
perkuliahan selama aku duduk di bangku perkuliahan, karena pada semester
sebelumnya pihak fakultaslah yang memrogramkan matakuliah yang nantinya akan
diambil. Sedangkan fakultas memberikan peraturan bahwa untuk semester tiga
keatas mahasiswa sendirilah yang harus memrogram sendiri matakuliah yang akan
diambilnya. Pengalaman pertama yang diwarnai dengan kesan tak baik.
Tanggal 1
Agustus 2012 adalah hari dimulainya pemrograman matakuliah untuk semester ganjil. Karena begitu
antusiasnya, mahasiswa UIN pun telah stand by didepan laptop dan nongkrongin
SIAKAD online sehari sebelumnya. Semua berharap agar dapat memprogram
matakuliah sesuai dengan keinginannya. Aku pun ikut bersemangat untuk melakukan
pemrograman sendiri. Ku coba buka SIAKAD online, tapi apa hasilnya,
SIAKADku tak dapat dibuka, ada kesalahan dalam kode aksesnya. Sedangkan selama ini mahasiswa Bidikmisi hanya memakai
tanggal lahir untuk kode kasesnya. Ku Tanya teman-temanku bidikmisi yang lain,
ternyata mereka juga memiliki masalah yang sama. Mereka juga tak dapat membuka
SIAKAD. Haah.. Hingga hari rabu, 1 Agustus pun datang, SIAKADku pun masih tak
dapat dibuka. Sedang teman-teman ku selain Bidikmisi yang semula kami berniat
untuk memilih kelas yang sama, mereka sudah dapat memprogram matakuliah dengan
lancar. Ku tunggu dan terus kutunggu dengan mengikuti prosedur yang ditentukan.
Kusambangi BAK pusat digedung rektorat lt.3 pukul 07.00 pagi untuk solusi atas
msalah yang terjadi, meminta hak kami sebagai mahasiswa bidikmisi yang memiliki
hak yang sama dengan mahasiswa lain. Ku tunggu dan kutunggu petugasnya datang
dan menjelaskan segala permasalahannya. Setelah beberapa jam akhirnya kita pun
dilayani dan diutus untuk ngurusi segala yang berhubungan dengan masalah ini,
ke PUSKOM, kemahasiswaan. Pihak kemahasiswaan yang menjadi orangtua kami pun
turun tangan dalam menyelesaikan masalah ini. Hingga pada akhirnya aku merasa
lelah dan ingin sekali meninggalkan BAK. gak kuat rasane..nongkrongi BAK
berjam-jam. Tapi, digawe guyon aeeee.... mereka, teman-teman bidikmisi
menghibur diri mereka dengan melakukan hal-hal konyol. Ada satu temanku yang
nyeletuk “ ayoo,, temaaan siapkan takjil sekalian, ini nanti kita buka bareng
disini aja…” haha.. ini yang bisa membuat suasana cair dan semakin tenang. Hingga
pada pukul 13.00 kami baru bisa membuka SIAKAD kami. Dan melasnyaa.. aku ga
dapat kelas. Haha. Yah..! ini sudah menjadi resiko dan kenyataan yang harus
kuterima. Memang ada sedikit kekecewaan dalam diri, tapi mau bagaimana lagi,
aku harus tetap mencari kelas agar tetep bisa melanjutkan kuliah. Dan alhamdulillah…
aku bisa dapatkan kelas kosong setelah satu jam mencari-cari kelas kosong. Yang
ku pikirkan saat itu hanyalah bagaimana aku bisa mendapatkan kelas agar aku
bisa tetap lanjut kuliah. Rencana awalku sudah kering tanpa harapan. Tak ada
yang patut untuk disalahkan atas semua yang telah terjadi ini.
Aku
memandang semua ini sebagai keputusan Tuhan. Manusia boleh berkehendak, sedang
segala keputusan hanya ada di tanga Tuhan. Halaaaahh… konyol sekali, padahal
jika ada koneksi yang lebih baik antara PUSKOM, BAK, dan Kemahasiswaan kejadian
yang sebenarnya mempersulit dan merugikan mahasiswa-mahasiswa penerima beasiswa itu ga akan terjadi. Yaah..
aku tau masalah-masalah seperti ini adalah masalah yang umum dan itu sudah
biasa terjadi. Bukan hanya terjadi pada mahasiswa penerima beasiswa tapi juga
mahasiswa regular. Tapi setidaknya mahasiswa regular lebih cepat untuk
menangani hal itu. Baiklah, aku hanya bisa legowo atas semua kejadian ini,
harapannya semoga masalah-masalah yang bersumber dari ketidak saling percaya
dan membantu antara pihak-pihak yang terlibat seperti ini tak akan terulang
kembali di semester-semster selanjunta. Dan Tugasku saat ini adalah menjalani
apa yang ada didepanku dan mencari hikmah dari kejadian ini semua.
Wallahu
A’lam……
Malang, 1 Agustus 2012
0 comments:
Posting Komentar