RSS

Rabu, 07 November 2012

SIAKAD oh.. SIAKIAD



 Menginjak semester tiga. Senang, sedikit lega dan semakin bersemangat. Itu lah yang kurasakan setelah KHS semester dua telah ditangan. Waktu berputar begitu cepat. Rasa-rasanya baru kemarin aku dipanggil maba, dan sekarang aku sudah menginjak semester tiga, yang artinya aku akan memiliki adik tingkat yang akan menggantikan julukan maba tersebut. Selain itu perasaan takut pun ikut menghampiri. Ibarat peribahasa semakin pohon itu tumbuh besar semakin kencang angin yang menerpa. Aku sadar ini adalah tahap paling awal dalam ku melangkah, dan masih banyak tahap-tahap menantang yang sudah menanti didepan sana. Dan kali ini aku harus menentukan program dimana aku harus lebih baik dari sebelumnya.
Sedikit Kecewa, ya.. brangkali inilah yang menggambarkan perasaan ku. Hari ini adalah hari dimana aku ingin sekali menentukan langkahku sesuai dengan yang telah ku rencanakan sebelumnya. Program kuliah dimana aku harus menentukan sendiri kelas, dosen, serta mata kuliah yang akan kuambil. Memang, ini adalah kali pertamaku menentukan program perkuliahan selama aku duduk di bangku perkuliahan, karena pada semester sebelumnya pihak fakultaslah yang memrogramkan matakuliah yang nantinya akan diambil. Sedangkan fakultas memberikan peraturan bahwa untuk semester tiga keatas mahasiswa sendirilah yang harus memrogram sendiri matakuliah yang akan diambilnya. Pengalaman pertama yang diwarnai dengan kesan tak baik.
Tanggal 1 Agustus 2012 adalah hari dimulainya pemrograman matakuliah  untuk semester ganjil. Karena begitu antusiasnya, mahasiswa UIN pun telah stand by didepan laptop dan nongkrongin SIAKAD online sehari sebelumnya. Semua berharap agar dapat memprogram matakuliah sesuai dengan keinginannya. Aku pun ikut bersemangat untuk melakukan pemrograman sendiri. Ku coba buka SIAKAD online, tapi apa hasilnya, SIAKADku tak dapat dibuka, ada kesalahan dalam kode aksesnya. Sedangkan  selama ini mahasiswa Bidikmisi hanya memakai tanggal lahir untuk kode kasesnya. Ku Tanya teman-temanku bidikmisi yang lain, ternyata mereka juga memiliki masalah yang sama. Mereka juga tak dapat membuka SIAKAD. Haah.. Hingga hari rabu, 1 Agustus pun datang, SIAKADku pun masih tak dapat dibuka. Sedang teman-teman ku selain Bidikmisi yang semula kami berniat untuk memilih kelas yang sama, mereka sudah dapat memprogram matakuliah dengan lancar. Ku tunggu dan terus kutunggu dengan mengikuti prosedur yang ditentukan. Kusambangi BAK pusat digedung rektorat lt.3 pukul 07.00 pagi untuk solusi atas msalah yang terjadi, meminta hak kami sebagai mahasiswa bidikmisi yang memiliki hak yang sama dengan mahasiswa lain. Ku tunggu dan kutunggu petugasnya datang dan menjelaskan segala permasalahannya. Setelah beberapa jam akhirnya kita pun dilayani dan diutus untuk ngurusi segala yang berhubungan dengan masalah ini, ke PUSKOM, kemahasiswaan. Pihak kemahasiswaan yang menjadi orangtua kami pun turun tangan dalam menyelesaikan masalah ini. Hingga pada akhirnya aku merasa lelah dan ingin sekali meninggalkan BAK. gak kuat rasane..nongkrongi BAK berjam-jam. Tapi, digawe guyon aeeee.... mereka, teman-teman bidikmisi menghibur diri mereka dengan melakukan hal-hal konyol. Ada satu temanku yang nyeletuk “ ayoo,, temaaan siapkan takjil sekalian, ini nanti kita buka bareng disini aja…” haha.. ini yang bisa membuat suasana cair dan semakin tenang. Hingga pada pukul 13.00 kami baru bisa membuka SIAKAD kami. Dan melasnyaa.. aku ga dapat kelas. Haha. Yah..! ini sudah menjadi resiko dan kenyataan yang harus kuterima. Memang ada sedikit kekecewaan dalam diri, tapi mau bagaimana lagi, aku harus tetap mencari kelas agar tetep bisa melanjutkan kuliah. Dan alhamdulillah… aku bisa dapatkan kelas kosong setelah satu jam mencari-cari kelas kosong. Yang ku pikirkan saat itu hanyalah bagaimana aku bisa mendapatkan kelas agar aku bisa tetap lanjut kuliah. Rencana awalku sudah kering tanpa harapan. Tak ada yang patut untuk disalahkan atas semua yang telah terjadi ini.
Aku memandang semua ini sebagai keputusan Tuhan. Manusia boleh berkehendak, sedang segala keputusan hanya ada di tanga Tuhan. Halaaaahh… konyol sekali, padahal jika ada koneksi yang lebih baik antara PUSKOM, BAK, dan Kemahasiswaan kejadian yang sebenarnya mempersulit dan merugikan mahasiswa-mahasiswa  penerima beasiswa itu ga akan terjadi. Yaah.. aku tau masalah-masalah seperti ini adalah masalah yang umum dan itu sudah biasa terjadi. Bukan hanya terjadi pada mahasiswa penerima beasiswa tapi juga mahasiswa regular. Tapi setidaknya mahasiswa regular lebih cepat untuk menangani hal itu. Baiklah, aku hanya bisa legowo atas semua kejadian ini, harapannya semoga masalah-masalah yang bersumber dari ketidak saling percaya dan membantu antara pihak-pihak yang terlibat seperti ini tak akan terulang kembali di semester-semster selanjunta. Dan Tugasku saat ini adalah menjalani apa yang ada didepanku dan mencari hikmah dari kejadian ini semua.
Wallahu A’lam…… 

Malang, 1 Agustus 2012

0 comments:

Posting Komentar