RSS

Jumat, 09 November 2012

Syukurku


Tak terasa lagkahku kini semakin jauh
Seakan baru terbangun dari tudur
jiwa ini menjerit dengan penuh tanya
Mengapa, bagaimana? aku bisa sampai disini
Krikil hingga cadas pun seakan tlah kulalui
Yang dulu ku tak yakin dapat menerjangnya

Bak aliran sungai yang tetap setia biarkan dirinya mengalir
selalu setia mengikuti paritnya
Detik demi detik kujalani dengan penuh ketidak mengertian
Yah.. semua berawal dari kesempitan pikir dan  kependekan langkah ku

Terbayang diriku yang dulu
lahir dari keluarga yang kaya akan hati dan kesederhanaan
Tapi aku teduh disana
Aku tenang disana
Dirindangnya pohon keharmonisan dengan ketaatan agama   

Ku panjatkan doa padaMu
Kau guyuriku dengan nikmatMu
Kupanjatkan doa padaMu..
Kau hujaniku kasihsayangMu
Ku panjatkan doa padaMu
Kau bentangkan padaku petunjukMu
Sedang kutak minta apapun padaMu
Tak hentinya Kau kejutkan ku dengan rahmatMu

Wahai sang penguasa waktu
Aku tak peduli Engaku kan marah
Aku tak peduli Engkau tak memandangku
Biarkan Kau sebut aku kacang lupa akan kulitnya
Ataukah ayam lupa kan kandangnya
Terimalah syukur ini…
18/06/12
Malang In my room ABA Dorm.

Kamis, 08 November 2012

Taqorrub Ilallah


Rentetan suara sumbang tak lagi kudengar
Bisikan angin yang dinginkan hati tak lagi menyerang
Gemuruh petir yang merongrong di gendang telinga seakan sirna tak tersisa
Hantaman badai tak berperasaan bertubi-tubi meninggalkanku
Kurasa ini yang kucari saat hati tak kuat lagi tuk menahannya
Bagai terhempas ke padang safana yang penuh dengan clift
Anganku seakan berada dalam masjidil haram yang sunyi
Biarkan melodiku mengalun indah bak nyanyian sang penyair
Biarkan angan ku berubah menjadi nyayian angin yang akan sejukkan kalbu
Tiap nafas berubah menjadi not-not padu yang mengucap AsmaNya
Kucari kemana arah hatiku ingin pergi
Kupahami hati didamainya mimpi
Disinilah kumulai berkomunikasi dengan Sang Pencipta
Mencoba damaikan suasana dengan lantunan kisah dan syair Sang Khalik

Kediri, 4 Agustus 2012
 01.30 AM Dini Hari

Rabu, 07 November 2012

SIAKAD oh.. SIAKIAD



 Menginjak semester tiga. Senang, sedikit lega dan semakin bersemangat. Itu lah yang kurasakan setelah KHS semester dua telah ditangan. Waktu berputar begitu cepat. Rasa-rasanya baru kemarin aku dipanggil maba, dan sekarang aku sudah menginjak semester tiga, yang artinya aku akan memiliki adik tingkat yang akan menggantikan julukan maba tersebut. Selain itu perasaan takut pun ikut menghampiri. Ibarat peribahasa semakin pohon itu tumbuh besar semakin kencang angin yang menerpa. Aku sadar ini adalah tahap paling awal dalam ku melangkah, dan masih banyak tahap-tahap menantang yang sudah menanti didepan sana. Dan kali ini aku harus menentukan program dimana aku harus lebih baik dari sebelumnya.
Sedikit Kecewa, ya.. brangkali inilah yang menggambarkan perasaan ku. Hari ini adalah hari dimana aku ingin sekali menentukan langkahku sesuai dengan yang telah ku rencanakan sebelumnya. Program kuliah dimana aku harus menentukan sendiri kelas, dosen, serta mata kuliah yang akan kuambil. Memang, ini adalah kali pertamaku menentukan program perkuliahan selama aku duduk di bangku perkuliahan, karena pada semester sebelumnya pihak fakultaslah yang memrogramkan matakuliah yang nantinya akan diambil. Sedangkan fakultas memberikan peraturan bahwa untuk semester tiga keatas mahasiswa sendirilah yang harus memrogram sendiri matakuliah yang akan diambilnya. Pengalaman pertama yang diwarnai dengan kesan tak baik.
Tanggal 1 Agustus 2012 adalah hari dimulainya pemrograman matakuliah  untuk semester ganjil. Karena begitu antusiasnya, mahasiswa UIN pun telah stand by didepan laptop dan nongkrongin SIAKAD online sehari sebelumnya. Semua berharap agar dapat memprogram matakuliah sesuai dengan keinginannya. Aku pun ikut bersemangat untuk melakukan pemrograman sendiri. Ku coba buka SIAKAD online, tapi apa hasilnya, SIAKADku tak dapat dibuka, ada kesalahan dalam kode aksesnya. Sedangkan  selama ini mahasiswa Bidikmisi hanya memakai tanggal lahir untuk kode kasesnya. Ku Tanya teman-temanku bidikmisi yang lain, ternyata mereka juga memiliki masalah yang sama. Mereka juga tak dapat membuka SIAKAD. Haah.. Hingga hari rabu, 1 Agustus pun datang, SIAKADku pun masih tak dapat dibuka. Sedang teman-teman ku selain Bidikmisi yang semula kami berniat untuk memilih kelas yang sama, mereka sudah dapat memprogram matakuliah dengan lancar. Ku tunggu dan terus kutunggu dengan mengikuti prosedur yang ditentukan. Kusambangi BAK pusat digedung rektorat lt.3 pukul 07.00 pagi untuk solusi atas msalah yang terjadi, meminta hak kami sebagai mahasiswa bidikmisi yang memiliki hak yang sama dengan mahasiswa lain. Ku tunggu dan kutunggu petugasnya datang dan menjelaskan segala permasalahannya. Setelah beberapa jam akhirnya kita pun dilayani dan diutus untuk ngurusi segala yang berhubungan dengan masalah ini, ke PUSKOM, kemahasiswaan. Pihak kemahasiswaan yang menjadi orangtua kami pun turun tangan dalam menyelesaikan masalah ini. Hingga pada akhirnya aku merasa lelah dan ingin sekali meninggalkan BAK. gak kuat rasane..nongkrongi BAK berjam-jam. Tapi, digawe guyon aeeee.... mereka, teman-teman bidikmisi menghibur diri mereka dengan melakukan hal-hal konyol. Ada satu temanku yang nyeletuk “ ayoo,, temaaan siapkan takjil sekalian, ini nanti kita buka bareng disini aja…” haha.. ini yang bisa membuat suasana cair dan semakin tenang. Hingga pada pukul 13.00 kami baru bisa membuka SIAKAD kami. Dan melasnyaa.. aku ga dapat kelas. Haha. Yah..! ini sudah menjadi resiko dan kenyataan yang harus kuterima. Memang ada sedikit kekecewaan dalam diri, tapi mau bagaimana lagi, aku harus tetap mencari kelas agar tetep bisa melanjutkan kuliah. Dan alhamdulillah… aku bisa dapatkan kelas kosong setelah satu jam mencari-cari kelas kosong. Yang ku pikirkan saat itu hanyalah bagaimana aku bisa mendapatkan kelas agar aku bisa tetap lanjut kuliah. Rencana awalku sudah kering tanpa harapan. Tak ada yang patut untuk disalahkan atas semua yang telah terjadi ini.
Aku memandang semua ini sebagai keputusan Tuhan. Manusia boleh berkehendak, sedang segala keputusan hanya ada di tanga Tuhan. Halaaaahh… konyol sekali, padahal jika ada koneksi yang lebih baik antara PUSKOM, BAK, dan Kemahasiswaan kejadian yang sebenarnya mempersulit dan merugikan mahasiswa-mahasiswa  penerima beasiswa itu ga akan terjadi. Yaah.. aku tau masalah-masalah seperti ini adalah masalah yang umum dan itu sudah biasa terjadi. Bukan hanya terjadi pada mahasiswa penerima beasiswa tapi juga mahasiswa regular. Tapi setidaknya mahasiswa regular lebih cepat untuk menangani hal itu. Baiklah, aku hanya bisa legowo atas semua kejadian ini, harapannya semoga masalah-masalah yang bersumber dari ketidak saling percaya dan membantu antara pihak-pihak yang terlibat seperti ini tak akan terulang kembali di semester-semster selanjunta. Dan Tugasku saat ini adalah menjalani apa yang ada didepanku dan mencari hikmah dari kejadian ini semua.
Wallahu A’lam…… 

Malang, 1 Agustus 2012

Senin, 05 November 2012

Seketika Rok Menjadi Pensil Setelah Satu Tahun


Segala kepatuhan yang telah dijalani selama satu tahun agaknya hanya sebagai sebuah pemenuhan kewajiban saja. Mereka menganggap bahwa peraturan-peraturan ini hanya berlaku  untuk satu tahun saja. Setelah itu mereka bagaikan ayam yang keluar dari kandangnya, bagai burung keluar dari sangkarnya. Bebas jiwanya. Apakah pembelajaran agama mulai dari fiqh hingga akhlak selama ini bisa dikatakan berhasil?. kalau sudah begini kebanyakan orang menjawab “tergantung pada(depend on)”. Tergantung diri masing-masing  (depend on itself) lah, tergantung hidayah Allah(depend on God’s guidance) lah. Tapi yaa.. memang begitulah kenyataannya.
 Ada yang bilang kalau input itu pasti sesuai dengan outputnya. Statement itu bisa berubah tergantung pada kemauannya sendiri untuk berubah dan tetap saja ada campur tangan dari Tuhan didalamnya, yang berupa Hidayah. Bukan orang yang bernama Hidayah loh ya.. beda. jadi dua hal itu begitu berpengaruh pada diri seseorang. Pernyataan itu berbeda dengan misalkan saya contohkan dengan sesorang yang dulunya berada pada naungan pondok pesantren yang memiliki peraturan yang begitu mengikat. Dengan status mereka sebagai santri asli yang berada di pesantren asli pula atau tanpa dinaungi oleh lembaga lain, mereka akan memiliki ruang gerak yang sedikit terbuka jika mereka masuk dalam pesantren mahasiswa(dalam hal ini adalah ma’had), yang didalamnya memiliki kebijakan yang disesuaikan dengan keadaan mahasiswa atau kampus, dan statusnya pun berubah tidak lagi santri asli tapi mahasantri. Ini hanya masalah perubahan status dari santri asli, yang saya sebut dengan inputnya, yang kemudian masuk dalam lingkungan pondok dalam kampus menjadi mahasantri. Itu pun tak menjamin hasilnya akan berbanding lurus dengan outputnya. Mahasantri yang dulunya adalah santri asli tersebut bisa tetap menjadi santri yang taat dan bahkan tidak menyukai lingkungan yang dirasa kurang kental aroma pesantrennya. Ada juga yang lebih senang tinggal di ma’had dibanding dengan pondoknya dulu dan cenderung terbawa lingkungan. 
Mengingat peraturan yang dipaku pada dinding ma’had, yang kesemuanya itu pasti mengacu dan mengarah pada terwujudnya insan-insan kamil menurut agama, tak sedikit dari sasaran peraturan dalam hal ini adalah mahasantri, mayoritas dari mereka merasa bahwa segalanya ini merupakan kekangan bahkan sebagian dari mereka pun mungkin merasa bahwa ini adalah pemaksaan secara tak manusiawi. Wiiich.. dalam salah satu peraturan yang ada adalah semua mahasantri yang masuk ma’had harus memakai pakaian yang sopan yang sesuai syariat islam dan harus memakai rok dan dilarang memakai celana pensil dalam setiap aktifitas di lingkungan ma’had dan tak lupa untuk terus memakai jilbab setiap harinya. Bahkan untuk keluar kamar pun mahasantri harus memakai jilbab walaupu masih di dalam gedung ma’had putri. Dilarang pacaran/hanya berdua-duaan bukan muhrim. Itu adalah beberapa peraturan yang tertulis dengan huruf capital dengan warna merah yang artinya sangat ditekankan untuk dipatuhi. Nah, yang membuatku heran saat ini adalah peraturan-peraturan itu seakan hanya sebuah papan bisu yang tak memiliki kekuasaan lagi untuk mengatur.  Mereka mengabaikan segala peraturan yang selama satu tahun lamanya telah mereka patuhi. Tapi ini hanya mayoritas, sekalilagi mayoritas, yang artinya tidak semuanya mengabaikan peraturan yang ada. Tak peduli dulu, sekarang dan nanti.
Yang membuatku merasa ingin tertawa geli adalah saat keluar dari ma’had. Aku melihat Para mahasantri atau bisa disebut dengan mantan mahasanteri lah, yang mengerti betul akan peraturan bahwa dilarang memakai celana pensil(celana ketat sampai-sampai menunjukkan bentuk kaki) itu ternyata memakainya layaknya seorang model yang meliuk-liuk diatas catwalk. Mereka pun berani masuk gedung asrama putri dengan alasan inikan sudah keluar dari ma’had jadi peraturan sudah tidak berlaku lagi. Anehnya para musyrifah yang dulu sangat mengecam adanya benda yang disebut celana pensil itupun diam seribu bahasa melihat kejadian yang ironis itu. Malahan mereka pun ada juga yang berani memakai celana, padahal untuk para musyrifah dalam situasi dan kondisi apapun sangat dianjurkan untuk memakai rok. Mungkin otak mereka pun sama-sama berkata”inikan sudah keluar dari ma’had dan peraturan hanya berlaku saat masih dalam pembelajaran di ma’had. Jadi sah-sah saja jika memakai celana untuk musyrifah, dan celana pensil untuk para mahasantri”. Yah, kalo sudah begini ya.. mau gimana lagi, toh mereka juga sudah pada gede. Pertanyaannya adalah apakah hukum agama itu terbatas oleh waktu?. Nah lo, jawabannya pasti Kembali lagi pada kata “tergantung pada(depend on)” tadi.
Bukankah semua sudah jelas yang mana yang  baik dan mana yang salah. Bukan maksudku untuk menjustifikasi bahwa yang memakai rok itu lebih baik daripada yang memakai celana yang modelnya seperti pensil itu. Tidak seperti itu. Tulisan ini hanya menggambarkan memvisualisasi realita yang terjadi pada saat itu. Dan sekali lagi ini hanya mayoritas, yang artinya tidak semuanya terlibat dalam hal ini. Bukankah “Allah melihat dan menilai manusia hanya berdasarkan taqwaannya”. Semoga kita tetap pada lindungan dan ridlo-Nya disetiap kaki kita melangkah.
Wallahu A’lam…… 

Malang, 30 June 2012
Di ruang yang kan selalu terkenang
Asrama putri, (ABA Dormitory, MSAA(Ma’had Sunan Ampel Al ‘Aly)) UIN Malang

Minggu, 04 November 2012

Pindahan = Lulus Ma’had



        Dan hari ini pun akhirnya tiba Jumat(29/06/2012). Setahun yang lalu tepatnya pada bulan agustus 2011, aku masuk ke tempat ini dengan harapan ingin menjadi lebih baik . Hingga pada hari ini, ya.. anggap saja genap satu tahun aku berada disini, itu artinya sudah saatnya aku harus boyong meninggalkan tempat ini karena masa aktifnya pun telah berakhir. Ah.. seperti pulsa saja.
Terkadang hari ini begitu kuidamkan dan kuharapkan kehadirannya. Rasa itu muncul saat aku berada pada titik kejenuhanku dengan segala rutinitas yang kujalani. Sungguh, ketika teringat dengan formalitas-formalitas yang ada, aku begitu ingin mengakhiri semuanya secepatnya. Memang, semua rasa itu hanyalah persoalan hati yang berhubungan dengan keikhlasan lillah hanya karena Allah. Padahal jika semuanya dikembalikan kepada-Nya, hati pun bisa menerima segala keadaan dan kondisi apapun. Segala rutinitas yang melelahkan, njengkelne, gak logis, GeJe pun akan terasa menyenangkan bila dijalani dengan hati yang ikhlas. Tidak hanya itu, husnudzon pun sangat penting agar kita tetap dalam ketenangan hati. Sama halnya jika kamu menyukai seseorang, walaupun seseorang yang kamu sukai itu tergolong bukan orang yang suka berpenampilan rapi. jika kamu memandang dan menilainya dengan hati, hal Itu tidak akan jadi masalah bagimu, Karena kamu memandangnya secara kemampuan misalkan, atau dari sisi lain yang berbeda darinya. Intinya segala sesuatu itu jangan dipandang sebelah mata, amati seluruhnya karena pasti ada faedah yang terselip didalamnya.

       Sedangkan hari ini pula membuat otakku dipenuhi dengan pertanyaan “mengapa”. Mengapa waktu berlalu begitu cepat, bukankah baru kemarin aku boyongan masuk ke tempat ini?, mengapa semua begitu cepat, padahal aku sudah mulai menyatu pada segala rutinitas-rutinitasnya dan orang-orang yang ada disekelikingku, yang memang belum pernah ku rasakan sebelumnya. Nah, kalau yang ini adalah efek dari kebersamaanku dengan teman-teman yang lain, Khususnya teman satu kamarku. Begitu banyak kenangan yang terukir bersama mereka. Ditempat ini, tempat dimana kita melepas segala kepenatan setelah pulang dari aktifitas kampus yang melelahkan. Ditempat ini pula kita belajar untuk toleransi dengan sesama dan ditempat yang jauh dari orang tua ini kita belajar untuk mandiri dan mandiri. Berusaha bangkit saat terjatuh dan saling menguatkan. ya.. barangkali inilah arti kebaikan dalam suatu pertemanan, karena kita berada dalam situasi dan kondisi yang sama In the same boat. Saat keluarga jauh dari kita, temanlah  yang akhirnya menjadi saudara kita.
      ABA Dormitory MSAA UIN Maliki Malang menjadi tempatku menyelami lautan ilmu. Khususnya ilmu-ilmu agama dan umumnya adalah ilmu-ilmu social yang kupelajari sendiri melalui lingkungan. Dengan didampingi para Musyrifah yang tak henti-hentinya ngobrak-ngobrak jama’ah, shobahul llughoh serta Ta’lim. Belajar ketaatan, twadu’ terhadap  muallim/ah yang Semata hanya mengharap barokah dari ilmunya. Tapi tak jarang dari teman-teman menganggap beliau-beliau ini seperti kakak sendiri. Tapi tak apa lah semua hanya agar stercipta kedekatan emosional antara kami. Semoga ini menjadi awal yang baru dengan semangat yang baru pula untukku. Semoga ilmu yang ku dapatkan selama Ta’lim satu tahun ini, dapat bermanfaat utuk diriku terlebih juga kepada orang lain.
Qala Ar-rasul “Ballighu anni walau aayah”

Malang, 29 June 2012
In my room ABA Dorm.
Ditengah hiruk pikuk “boyongan”

Sabtu, 03 November 2012

pengakuanku



seberapa banyak waktuku yang kubuang sia?
seberapa banyak kemampuan yang sudah kukeluarkan?
seberapa sabarkah diriku hadapi masalah hingga hawa nafsu?
seberapa kuatkah diriku ini hadapi segala situasi?
seberapa baikkah diriku terhadap orang lain?
seberapa santunkah diriku terhadap orang lain terlebih kepada orangtuaku?
seberapa besarkah pengorbananku terhadap apa yang kukerjakan saat ini?
seberapa ikhlaskah diriku atas segala kejadian yang terjadi padaku?
seberapa banyak tirakatku terhadap apa yang kucari?
seberapa banyak ibadah yang telah ku kerjakan?
seberapa taat diriku pada perintahNya?
Allah.. hamba tau semua kebaikan yang ada padaku itu tak lebih besar dari buah zarrah
Hamba tak patut untuk menyandang segala predikat baik itu
Ya.. Allah.. hamba tak memohonkan tempat suci yang telah Kau janjikan untuk hambaMu yang taat
setetes hidayah, segenggam pertolonganlah yang ku idamkan dariMu 
Inilah pengakuanku..

14/06/12
my room in ABA dormitory


Jumat, 02 November 2012

Ikhtiyar dan doaku



gemericik air yang mengirama
temani langkahku arungi samudra ilmu
semilirnya angin sekan berbisik padaku tentang kabar alam
lamabian dedaunan seakan menyapaku dengan salam ramahnya
inilah awal pengembaraanku
Ya Allah..
alamMu begitu tunduk kepadaMu
mereka patuh dan taat atas perintahMu
mereka menyebut asmaMu disetiap kesempatan
mereka hanya beribadah kepadaMu
wahai sang Khalik..

Engakulah sang pemilik lautan ilmu
Engkaulah raja dari seluruh ilmu dimuka bumi
Maka Kau perintahkan hambaMu untuk berpikir
Berpikir atas hakikat hidup sesungguhnya
Tapi ..
Aku tau, semua tak semudah membalikkan telapak tangan tuk dapatkan ilmuMu..
Tak seremeh itu tuk tancapkan kefahaman dalam hati dan fikiran ini
Hanya orang-orang yang memiliki nurMu lah yang dapat menerima cahaya ilmuMu
Terlalu lancang bagiku untuk mengatakannya padaMu
tapi.. bukankan Engakau memerintahkan hambaMu untuk berikhtiyar?
Ini bukan penghujung dari ikhtiyar ku Tuhan..
Tapi setiap Ikhtiyar harus terselip doa didalamnya
Dan inilah doa hamba pada Tuhannya..
Wahai Egkau Maha ‘Alim.. 

18/06/12
Malang wes 

Kamis, 01 November 2012

Dingin Itu



dingin itu pun perlahan masuk tanpa permisi
bersemayan dalam raga
bekukan darah, daging serta tulang ini
angin pun menyelinap, membisik telinga dan sejukkan organ yang payah seharian ini
aku tak lantas melindungi tubuh ini
kubiarkan mereka menguasai tubuhku
hingga energikupun habis
hingga tubuh ini terkulai lemas
bukan karena ku berani pada kuasamu tuhan..
bukan itu maksud hati..
tapi ku ingin diriku ini merasakan nikmatmu
yang terkadang butakan hati mereka
subhanallah..
kau ciptakan dingin agar kami bersyukur
kau ciptakan terik agar kami bersyukur pula



15/06/2012
Malang, jek tinggal nang ma’had
Pas  uadeemm